BUDIDAYA SORGUM ENDE FLORES

Rabu, 10 Maret 2021

BUDIDAYA SORGUM


Sorgum merupakan salah satu komodity yang berpotensi tinggi untuk dibudidayakan dan dikembangkan di daerah-daerah kering bahkan dilahan-lahan marginal, seperti wilayah Solor, dengan keadaan curah hujan dan iklim yang tidak menentu, tahan terhadap hama dan penyakit juga tahan terhadap kekeringan. memiliki kandungan nutrisi yang tinggi

sangat baik sebagai sumber bahan pangan
selain menghasilkan beras sorgum, sorgum juga dapat diproses menjadi tepung
dapat menghasilkan bioetanol MELALUI TEKNOLOGI PENGOLAHAN
SORGUM MEMILIKI SENYAWA FENOL YANG DAPAT MENGHAMBAT PERKEMBANGAN SEL-SEL KANKER DAN TUMOR, MENURUNKAN KOLESTROL DAN SEBAGAI SENYAWA ANTIOKSIDAN
BEBAS GLUTEN SEHINGGA COCOK UNTUK PENDERITA DIABETES
 88
Penyiapan Lahan 
 Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya,pengolahan hanya dilakukan secara ringan dengan mencangkul tipis permukaan tanah untuk mematikan gulma. dan secara ringan  untuk menghambat penguapan air. Tanah yang sudah diolah sebaiknya diberikan pupuk organik  agar dapat memperbaiki struktur tanah, memperbesar persediaan air, mempercepat pelapukan, meratakan tanah dan memberantas gulma.

Pemilihan Varietas 
Untuk mendapatkan hasil yang baik, yang harus diperhatikan adalah penanaman jenis varietas unggul yang cocok dan sesuai dengan lingkungan hidup setempat serta penerapan teknik. 

Waktu Tanam 
Sorgum dapat ditanam pada sembarang musim tanam waktu tanam yang paling baik adalah pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau.

Penanaman 
Jarak tanam sorgum dapat bervariasi sesuai dengan varietas yang digunakan,  dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm dengan jumlah benih yang ditanam 3- 5 biji, kemudian ditutup dengan tanah ringan. Penutupan tanah secara padat dan berat menyebabkan biji sukar berkecambah..

5. Pemeliharaan 
Tanaman sorgum berproduksi baik wlaupun tanpa dipupuk. 

Penjarangan Tanaman 
Pertumbuhan tanaman sorgum biasanya sudah merata/seragam pada umur 2 minggu setelah tanam. Namun demikian tidak semuanya tanaman yang tumbuh di tiap lubang dengan baik. Apabila terdapat tumbuh yang kurang baik perlu dilakukan penjarangan dengan mencabut tanaman yang kurang baik tersebut. Sehingga pada tiap lubang tersisa 3 tanaman yang terbaik untuk dipelihara hingga panen. 

Penyiangan 
Penyiangan dilakukan dengan mencabut tumbuhan pengganggu (gulma) hingga perakarannya secara hati-hati, agar tidak mengganggu perakaran tanaman utama. Keberadaan gulma akan menjadi pesaing bagi tanaman utama dalam mendapatkan air dan unsur hara yang ada di dalam tanah atau bahkan menjadi tempat hama atau penyakit. Oleh sebab itu gulma harus secara rutin disiangi. Gulma yang telah dicabut sebaiknya ditampung atau dikubur di suatu tempat agar membusuk sehingga kemudian dapat dijadikan kompos. 

Pembubunan 
Pembubunan dilakukan dengan cara menggemburkan tanah disekitar tanaman sorgum, kemudian menimbunkan tanah tersebut pada pangkal batang tanaman sorgum sehingga membentuk gulu dan gulu kecil yang bertujuan untuk mengokohkan batang tanaman agar tidak mudah rebah dan merangsang terbentuknya akar-akar baru pada pangkal batang. 

Pengendalian hama dan penyakit.
Pemeliharaan tanaman adalah berupa pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dapat berupa gulma, hama dan penyakit tanaman.. Hama yang banyak menyerang tanaman sorgum adalah  burung. Hama burung dapat dilakukan dengan pengaturan sistem amplitudo suara, salah satu metode sederhana yaitu dengan membuat orang-orangan yang  ditempatkan didalam kebun.

Tanaman sorgum termasuk tanaman yang sedikit terserang hama dan penyakit, bila dibandingkan dengan  tanaman lainnya. Namun terdapat beberapa hama dan penyakit tanaman sorgum yang utama seperti :

-Lalat bibit (Atherigonaexiqua stein)

 Lalat bibit ini menyerang tanaman dibagian pangkal batang tanaman dengan menggerek dan menyerang tanaman sorgum muda ( Berumur 3 minggu setelah tanam) Sehingga menyebabkan berlubang kecil tidak teratur dan akhirnya tanaman menjadi layu, kemudian mati. Pengendalian lalat bibit dapat dilakukan dengan penanaman serempak dan menaburkan insektisida 10 kg furadan 3G per ha pada saat tanam

Ulat Tanah Agrotis sp)
Ulat ini biasanya menyerang tanaman pada malam haridengan sasaran tanaman sorgum stadium muda. Serangannya menyebabkan pangkal batang tanaman terpotong tepat  di atas permukaan tanah, sehingga bekas tanaman tampak terkulai.

Cara pengendaliannya dengan menaburkan insektisida Furadan 3G berdosis 20 – 30 kg/ha yang dilakukan bersamaan pada saat penanaman.

Hama Bubuk
Disebabkan adanya serangan Sitophilus sp yang menyerang biji sorgum digudang penyimpanan. Serangga ini menyerang biji sorgum yang berlubang-lubang dan keropos sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Pengendalian hama bubuk ini dilakukan dengan cara menyimpan biji sorgum yang dicampur dengan serbuk daun putri malu (Mimosa pudica). Dengan perbandingan 10 : 1. Hal ini disebabkan karena daun putri malu mengandung protein mimsan yang dapat merusak dan menghambat pertumbuhan larva hama bubuk.

Karat Daun.
Gejala serangannya adalah munculnya noda-noda kecil berwarnamerah karat yang kemudiandiikuti dengan timbulnya masa tepung berwarna coklat kekuning-kuningan yang menutupi permukaan daun. Pengendaliannya dengan cara pemangkasan daun yang terinfeksi berat dan melakukan pergiliran/ rotasi tanaman.

-Bercak daun.

 Ditandai dengan munculnya bercak bulat berukuran kecil dan berwarna yang dikelilingi warna coklat pada daun yang terinfeksi

Pengendaliannya dapat dlakukan dengan  menanam varietas yang tahan (Mandau) dan disemprot dengan fungisida ( Dithane M45 atau Antracol 70 WP)

Kapang Jelaga
Gejala serangan pada permukaan atas daun tertutup oleh lapisan yang berwarna hitam, kering dan tipis.

Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan kapu atau dengan menhembuskan belerang.

 

Panen dan Pasca Panen 
 

Kualitas dan kuantitas hasil panenan sorgum sangat ditentukan oleh ketepatan waktu (baik tanam maupun panen)

Panen 
Tanaman sorgum sudah dapat dipanen pada umur 3- 4 bulan tergantung varietas. Pemanenan juga dapat dilakukan setelah terlihat adanya ciri-ciri seperti daun-daun berwarna kuning dan mengering, biji-biji bernas dan keras serta berkadar tepung maksimal. 

Pemanenan sebaiknya dilakukan pada keadaan cuaca cerah/terang. Dengan cara pemotongan dilakukan pada pangkal tangkai/malai buah sorgum dengan panjang sekitar 15- 25 cm.

 Untuk meningkatkan produksi sorgum dapat dilakukan budidaya lanjutan dengan cara ratun yaitu pemangkasan batang tanaman pada musim panen pertama yang dilanjutkan dengan pemeliharaan tunas-tunas baru pada periode kedua.

Adapun tata cara budidaya sorgum ratun setelah panen musim pertama adalah sebagai berikut : 

Seusai panen pada musim pertama segera dilakukan pemotongan batang yang tua dengan ketinggian + diatas permukaan tanah. 
Tanah disekitar tanaman sorgum dibersihkan dari rumput liar/gulma. 
3. Tanaman yang berasal dari tunas-tunas baru (ratun) dipelihara dengan baik seperti pada pemeliharaan tanaman periode pertama. 
Pada stadium buah tua dilakukan panen musim kedua. 
Pasca Panen 
Pengeringan 
Pengeringan dapat dilakukan dengan dijemur dibawah sinar matahari. Lama penjemuran hingga biji sorgum berkadar air 12%-14% atau 60 jam. 

Perontokkan 
Biji sorgum dirontokan dari malainya dengan cara diirik atau dapat pula dengan menggunakan mesin perontok.atau dengan cara manual, kemudian dijemur ulang dengan disebarkan secara merata diatas lantai jemur. 

Pewadahan dan Penyimpanan 
Biji sorgum segera diwadahi dalam tempat yang kedap udara.
Bisa juga, benih sorgum disimpan di atas para-para dapur. Biar awet secara alamiah.

Postingan populer dari blog ini

ANEKA OLAHAN PERMEN

Produk Olahan Buah Pepaya